会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Warung Madura Dilarang Buka 24 Jam, Sejarah Dimulai dari Perantau Era 90an Hingga Pasca Reformasi!

Warung Madura Dilarang Buka 24 Jam, Sejarah Dimulai dari Perantau Era 90an Hingga Pasca Reformasi

时间:2025-05-25 02:34:35 来源:quickq官网手机版下载 作者:焦点 阅读:537次

JAKARTA,quickq加速器下载 DISWAY.ID -Viral warung Madura dilarang buka 24 jam di Bali karena minimarket merasa kalah saing. 

Warung Madura memang unik jika ditelisik dari sejarahnya. 

Warung Madura Dilarang Buka 24 Jam, Sejarah Dimulai dari Perantau Era 90an Hingga Pasca Reformasi

Warung Madura Dilarang Buka 24 Jam, Sejarah Dimulai dari Perantau Era 90an Hingga Pasca Reformasi

Sebuah cerita diungkapkan oleh A Dardiri Zubairi yang dikutip dari laman Rumah Literasi Sumenep.

Warung Madura Dilarang Buka 24 Jam, Sejarah Dimulai dari Perantau Era 90an Hingga Pasca Reformasi

Dia bercerita, dulu ketika kuliah di Ciputat dekade 90-an sangat jarang orang Sumenep yang merantau Jakarta. 

Warung Madura Dilarang Buka 24 Jam, Sejarah Dimulai dari Perantau Era 90an Hingga Pasca Reformasi

BACA JUGA:Tegas! Pemerintah Sebut Tak Ada Larangan Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Warung kelontong kebanyakan dijalankan oleh orang Jawa, Sunda, dan batak.

Mungkin generasi pertama orang Sumenep ke jakarta berawal dari pulau Gili Genting. Mereka umumnya mukim di Cilincing Tanjung Periok Jakarta Utara. 

"Teman kuliah saya asal Madura banyak yang mukim di situ. Umumnya perantau sumenep ketika itu jual alat alat bangunan yang barangnya (utamanya kayu) dipasok dari Kalimantan. Sisanya mereka membuka warung kelontong dan pekerjaan di sektor informal lainnya," tulisnya. 

Berbeda dengan suadaranya, orang Bangkalan dan Sampang mudah dijumpai di sudut-sudut Jakarta.

Jualan sate, bubur kacang ijo, tukang cukur, besi tua adalah jenis pekerjaan yang didominasi orang Bangkalan dan Sampang, mungkin sebagian juga orang Pamekasan.

Eksodus orang Sumenep ke Jakarta terjadi paska reformasi, dimulai sejak 2004 yang didominasi orang Pulau Poteran. 

Kenapa poteran? 

Pulau ini dihuni oleh masyarakat yang umumnya petani dan nelayan. 

Ladang-ladang tadah hujan yang umumnya ditanami jagung lokal, kacang tanah, dsb tak juga mengeluarkan pulau ini dari jebakan kemiskinan. 

  • 1
  • 2
  • 3
  • »

(责任编辑:时尚)

相关内容
  • Polisi Buru Pelaku Ancaman Penembakan Terhadap Anies Lainnya
  • Ramai Protes Usia Pensiun Pekerja Naik Jadi 59 Tahun, Kemnaker Buka Suara
  • Kemenperin Belum Bisa Berikan Izin Edar iPhone 16 Meski Apple Bakal Bangun Pabrik, Ini Penyebabnya
  • AZKO Genjot Ekspansi Nasional, Toko ke
  • Bukan Bisulan, Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Setiap Hari?
  • HPP Gabah Petani Naik per 15 Januari 2025, Cek Rinciannya di Sini
  • Rambut Gondong Muka Kucel, Begini Tampang Penculik Anak Perempuan di Pasar Rebo
  • Pemprov DKI Pikir
推荐内容
  • Seluruh Partai Koalisi Tunjukan Nilai Gotong Royong pada HUT ke
  • Ketua DPW Rabithah Alawiyah Jateng
  • Dorong Transaksi, BNI
  • Gubernur Pramono Anung Ingin Rebranding Bank DKI: Bisa Jadi Bank Betawi
  • Baik buat Mata Kamu, 6 Makanan Ini Bikin Penglihatan Tetap Tajam
  • Ketua DPW Rabithah Alawiyah Jateng